METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penulisan karya
ilmiah, pengumpulan data merupakan salah satu hal yang harus dilakukan guna
mencapai tujuan penulisan. Ada 3 metode pengumpulan
data, yakni :
1.
Wawancara
-Merupakan
sebuah pertukaran informasi antara pewawancara dengan yang diwawancarai
-Perlu
ada perencanaan dan tujuan khusus.
-Terdiri
dari pertanyaan dan menjawab pertanyaan
2. Observasi
Menurut Patton (dalam
Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari,
aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat
dalam kejadian yang diamati tersebut. Menurut Patton salah satu hal yang
penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak
terjadi.
3. Kuisioner
Kuesioner merupakan
daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari
sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan
pertanyaan.
DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN
DATA
Data merupakan bentuk
jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang
diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan
yang diterima secara apa adanya.Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau
pengamatan suatu variabel yang bentuknyadapat berupa angka, kata-kata, atau
citra Jenis-jenis data :
a. Data nominal
Sebelum kita
membicarakan bagaimana alat analisis data digunakan, berikut ini akan diberikan
ulasan tentang bagaimana sebenarnya data nominal yang sering digunakan dalam
statistik nonparametrik bagi mahasiswa. Menuruti Moh. Nazir, data nominal
adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek
mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apapun. Ciri-ciri
data nominal adalah hanya memiliki atribut, atau nama, atau diskrit. Data
nominal merupakan data kontinum dan tidak memiliki urutan. Bila objek
dikelompokkan ke dalam set-set, dan kepada semua anggota set diberikan angka,
set-set tersebut tidak boleh tumpang tindih dan bersisa. Misalnya tentang jenis
olah raga yakni tenis, basket dan renang. Kemudian masing-masing anggota set di
atas kita berikan angka, misalnya tenis (1), basket (2) dan renang (3). Jelas
kelihatan bahwa angka yang diberikan tidak menunjukkan bahwa tingkat olah raga
basket lebih tinggi dari tenis ataupun tingkat renang lebih tinggi dari tenis.
Angka tersebut tidak memberikan arti apa-apa jika ditambahkan. Angka yang
diberikan hanya berfungsi sebagai label saja
b. Data ordinal
Bagian lain dari data
kontinum adalah data ordinal. Data ini, selain memiliki nama (atribut), juga
memiliki peringkat atau urutan. Angka yang diberikan mengandung tingkatan. Ia
digunakan untuk mengurutkan objek dari yang paling rendah sampai yang paling
tinggi, atau sebaliknya. Ukuran ini tidak memberikan nilai absolut terhadap
objek, tetapi hanya memberikan peringkat saja. Jika kita memiliki sebuah set
objek yang dinomori, dari 1 sampai n, misalnya peringkat 1, 2, 3, 4, 5 dan
seterusnya, bila dinyatakan dalam skala, maka jarak antara data yang satu
dengan lainnya tidak sama. Ia akan memiliki urutan mulai dari yang paling
tinggi sampai paling rendah. Atau paling baik sampai ke yang paling buruk.
Misalnya dalam skala Likert (Moh Nazir), mulai dari sangat setuju, setuju,
ragu-ragu, tidak setuju sampai sangat tidak setuju. Atau jawaban pertanyaan
tentang kecenderungan masyarakat untuk menghadiri rapat umum pemilihan kepala
daerah, mulai dari tidak pernah absen menghadiri, dengan kode 5, kadang-kadang
saja menghadiri, dengan kode 4, kurang menghadiri, dengan kode 3, tidak pernah
menghadiri, dengan kode 2 sampai tidak ingin menghadiri sama sekali, dengan
kode 1. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan
skala ordinal ini akan diperoleh data ordinal. Alat analisis (uji hipotesis asosiatif)
statistik nonparametrik yang lazim digunakan untuk data ordinal adalah Spearman
Rank Correlation dan Kendall Tau.
c. Data interval
Pemberian angka kepada
set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu
sifat lain, yakni jarak yang sama pada pengukuran dinamakan data interval. Data
ini memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat objek yang diukur. Akan
tetapi ukuran interval tidak memberikan jumlah absolut dari objek yang diukur.
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan skala interval dinamakan
data interval. Misalnya tentang nilai ujian 6 orang mahasiswa, yakni A, B, C,
D, E dan F diukur dengan ukuran interval pada skala prestasi dengan ukuran 1,
2, 3, 4, 5 dan 6, maka dapat dikatakan bahwa beda prestasi antara mahasiswa C
dan A adalah 3 – 1 = 2. Beda prestasi antara mahasiswa C dan F adalah 6 – 3 =
3. Akan tetapi tidak bisa dikatakan bahwa prestasi mahasiswa E adalah 5 kali
prestasi mahasiswa A ataupun prestasi mahasiswa F adalah 3 kali lebih baik dari
prestasi mahasiswa B. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala interval
ini akan diperoleh data interval. Alat analisis (uji hipotesis asosiatif)
statistik parametrik yang lazim digunakan untuk data interval ini adalah
Pearson Korelasi Product Moment, Partial Correlation, Multiple Correlation,
Partial Regression, dan Multiple Regression.
d. Data ratio
Ukuran yang meliputi
semua ukuran di atas ditambah dengan satu sifat yang lain, yakni ukuran yang
memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur dinamakan
ukuran ratio (data rasio). Data ratio, yang diperoleh melalui mengukuran dengan
skala rasio memiliki titik nol. Karenanya, interval jarak tidak dinyatakan
dengan beda angka rata-rata satu kelompok dibandingkan dengan titik nol di
atas. Oleh karena ada titik nol, maka data ratio dapat dibuat perkalian ataupun
pembagian. Angka pada data ratio dapat menunjukkan nilai sebenarnya dari objek
yang diukur. Jika ada 4 orang pengemudi, A, B, C dan D mempunyai pendapatan
masing-masing perhari Rp. 10.000, Rp.30.000, Rp. 40.000 dan Rp. 50.000. Bila
dilihat dengan ukuran rasio maka pendapatan pengemudi C adalah 4 kali
pendapatan pengemudi A. Pendapatan pengemudi D adalah 5 kali pendapatan
pengemudi A. Pendapatan pengemudi C adalah 4/3 kali pendapatan pengemudi B.
Dengan kata lain, rasio antara pengemudi C dan A adalah 4 : 1, rasio antara
pengemudi D dan A adalah 5 : 1, sedangkan rasio antara pengemudi C dan B adalah
4 : 3. Interval pendapatan pengemudi A dan C adalah
30.000, dan pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A. Contoh
data rasio lainnya adalah berat badan bayi yang diukur dengan skala rasio. Bayi A memiliki berat 3
Kg. Bayi B memiliki berat 2 Kg dan bayi C memiliki berat 1 Kg. Jika diukur
dengan skala rasio, maka bayi A memiliki rasio berat badan 3 kali dari berat
badan bayi C. Bayi B memiliki rasio berat badan dua kali dari berat badan bayi
C, dan bayi C memiliki rasio berat badan sepertiga kali berat badan bayi A,
dst. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala rasio ini
akan diperoleh data rasio. Alat analisis (uji hipotesis asosiatif) yang digunakan adalah
statistik parametrik dan yang lazim digunakan untuk data ratio ini adalah
Pearson Korelasi Product Moment, Partial Correlation, Multiple Correlation,
Partial Regression, dan Multiple Regression.
Teknik pengumpulan data:
1. Wawancara
ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara
tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian. Dengan kemajuan
teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap
muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada
hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara
mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau,
merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah
diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.
2. Observasi
Selain
wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan
dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk
memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil
observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana
tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh
gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
3. Dokumen
Selain melalui wawancara
dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam
bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal
kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk
menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan
teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang
yang tidak bermakna.
4. Focus Group Discussion
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi
terpusat (Focus Group Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu
oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah
oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011
di mana nilai rata-rata siswa pada matapelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk
menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk
kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang
mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih
objektif.
VARIABEL
Adalah suatu besaran yang
dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil
penelitian. Dengan menggunakan variabel, kita akan mmeperoleh lebih mudah
memahami permasalahan. Hal ini dikarenakan kita seolah-olah seudah mendapatkan
jawabannya. Biasanya bentuk soal yang menggunakan teknik ini adalah soal
counting (menghitung) atau menentuakan suatu bilangan. Dalam penelitian sains, variable adalah bagian
penting yang tidak bisa dihilangkan.
Macam-macam Variabel
1. Variabel Kuantitatif adalah variable yang
menunjukan suatu intensitas yang diukur dengan angka atau nominal. contoh :
harga saham
2. Variabel Kualitatif
adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur dengan angka. Contoh : kedisiplinan,
kemakmuran dan kepandaian.
3. Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus,
Prediktor).
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
4. Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output,
Kriteria, Konsekuen).
Merupakan variabel yang
dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.
5. Variabel Moderator.
Merupakan variabel yang
mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan
antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.
antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.
6. Variabel Intervening (Antara).
Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel independen
dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun
tidak dapat diamati atau diukur. Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan
(Independent) dengan Kepuasan Konsumen (Intervening) dan Loyalitas (Dependen).
7. Variabel
Kontrol.
Merupakan
variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar